Kritik Sastra


PENDAHULUAN

            Ilmu sastra Indonesia (modern) mempunyai tiga cabang, yaitu teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra. Teori sastra berkaitan dengan teori tentang sastra, hakikat sastra, dasar-dasar sastra, jenis-jenis sastra, teori penilaian dan sebagainya. Sejarah sastra berkaitan dengan perkembangan sastra dari mulai hingga perkembangan yang terakhir. Kritik sastra ialah ilmu sastra yang berusaha menyelidiki karya sastra dengan langsung menganalisis, memberi pertimbangan baik-buruknya karya sastra, bernilai seni atau tidaknya.
            Ketiga disiplin ilmu tersebut saling berkaitan. Misalnya dalam menilai suatu karya sastra diperlukan teori tentang penilaian. Sebaliknya teori sastra memerlukan bantuan kritik sastra dalam menyusun teori tentang gaya dan teknik cerita. Untuk menyusun sejarah sastra diperlukan teori sastra tentang angkatan atau penggolongan karya sastra ke dalam suatu periode. Sebaliknya teori sastra pun memerlukan sejarah sastra untuk menyusun teori tentang angkatan. Begitu juga sejarah sastra memberikan sumbangan kepada kritik sastra untuk mengetahui keaslian karya sastra dan kritik sastra dapat mengambil pengetahuan dari sejarah. Sebaliknya sejarah sastra memerlukan bantuan kritik sastra untuk mengetahui bernilai tidak-nya suatu karya sastra.
            Jadi, ilmu kritik sastra itu ilmu sastra untuk “menghakimi” karya sastra dalam mem-berikan keputusan bermutu tidaknya suatu karya sastra yang sedang dihadapi kritukus. Akan tetapi, kritik sastra bukan hanya tentang menilai, melainkan menganalisis. Dalam analisis, kritik sastra memerlukan teori tentang penilaian karya sastra berdasarkan unsure-unsur karya sastra yang dianalisis. Pembicaraan kritik sastra tidak lepas dari kritikus sastra karena baik-buruknya suatu kritik sastra berhubungan dengan kepandaian kritikus. Dengan kata lain, kritikus adalah “hakim”, sudah selayaknya ia bersikap adil atau objektif. Oleh sebab itu, kritikus harus berhati-hati dalam berfikir dan harus  berwawasan luas.




FUNGSI/KEGUNAAN KRITIK SASTRA

            Kritik sastra mempunyai tiga kegunaan yaitu pertama kritik sastra berguna bagi keilmuan sastra sendiri, kedua bagi perkembangan kesusastraan dan ketiga berguna bagi masyarakat pada umumnya yang menginginkan penerangan tentang karya sastra. Dalam menyusun teori sastra memerlukan bantuan kritik sastra sehingga ilmu sastra dapat ber-kembang ke arah yang baru dan bernilai. Bagi perkembangan kesusastraan, kritik sastra mengungkap baik-buruknya karya sastra dengan alasan-alasan yang objektif. Sehingga sastrawan dapat meningkatkan hasil karyanya berdasarkan kritik yang dikemukakan oleh kritikus. Bagi masyarakat, pemaparan kritikus dalam kritiknya terhadap karya sastra membantu masyarakat lebih memahami karya tersebut.
            Tugas kritikus menunjukkan jalam kepada para sastrawan dalam memecahkan persoalan, cara meninggikan mutu ciptaannya dengan menambahkan pengetahuan, dan menunjukkan “daerah baru” yang belum dijelajahi oleh sastrawan serta mengarahkan selera yang baik sehingga kesusastraan terus berkembang. Kritik sastra sebagai buah karya seorang kritikus memang sering mencerminkan pribadinya dan penilaiannya berdasarkan berdasarkan pengalaman hidupnya.

GOLONGAN KRITIK SASTRA

            Menurut bentuknya kritik sastra digolongkan menjadi 2, yaitu kritik sastra teori (theoretical criticism) adalah bidang kritik sastra yang berusaha (bekerja) untuk menetapkan, atas dasar prinsip-prinsip umum, seperangkat istilah-istilah yang tali-temali, pembedaan dan kategori untuk diterapkan pada pertimbangan dan interprestasi karya sastra maupun penerapan “kriteria” (standar atau norma-norma) dengan hal-hal tersebut itu karya sastra dan para sastrawan dinilai. Kritik praktik (practical criticism) merupakan diskusi karya-karya sastra tertentu dan pengarang-pengarangnya. Kritik ini berupa penerapan teori kritik yang dapat dinyatakan secara eksplisit atau implicit berdasarkan keperluannya.
            Menurut pelaksanaannya kritik sastra dibagi menjadi 2, yaitu kritik judicial (judicial criticism) adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokoknya, organisasinya, teknik dan gayanya, dan berdasarkan pertimbangan individual kritikus atas dasar standar umum tentang kehebatan sastra. Kritik induktif (inductive criticism) adalah kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian sastra berdasarkan fenomena yang ada secara objektif.
            Berdasarkan pendekatannya terhadap karya sastra yaitu kritik mimetic (mimetic criticism) memandang karya sastra sebagai tiruan, pencerminan, atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia dan “kebenaran” yang hendak digambarkan serta tentang alam. Kritik pragmatik (pragmatic criticism) memandang karya sastra sebagai sesuatu yang dibangun untuk mencapai efek-efek tertentu, baik berupa kesenangan estetik, pendidika dan efek lain. Kritik ekspresif (expressive criticism) memandang karya sastra dalam hubungannya dengan penulis, berupa curahan hati, perasaan, atau imajinasi pengarang. Kritik objektif (objective criticism) mendekati karya sastra sebagai sesuatu yang bebasdari penyair, audience dan dunia yang mengelilinginya.
           
KEBERATAN KRITIK SASTRA
           
            Dalam mengkritik, kritikus terkadang hanya menyoroti pada satu norma sehingga analisis hanya berdasarkan pikirannya. Terkadang karya sastra menurun mutunya hanya sebagai objek penelitian dan kehilangan rasa serta artinya. Bahkan masyarakat sangat terpengaruh pada kritikus tanpa membaca karya salinya sehingga pikiran kita dikuasai oleh kritikus dan kita hanya menurut saja apa yang dikatakannya. Padahal hal tersebut bisa diatasi dengan menerapkan kritik sastra yang baik atau sempurna.
            Kritik sastra yang baik atau sempurna, menganalisia karya sastra berdasarkan teori sastra, berdasarkan hakikat sastra, kepada seluruh normanya tidak hanya menyoroti satu norma saja; mesti bersikap objektif atau tidak memihak sehingga pertimbangan baik-buruknya berdasarkan kenyataan, dan penilaian haruslah menyeluruh sebagai kesatuan yang utuh menurut metode ilmu sastra. Adapun kritik sastra yang kurang sempurna merupakan kebalikannya.

Komentar

Postingan Populer