Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Sapardi masih menyapa pada Hujan Bulan Juni kali ini

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu” ―  Sapardi Djoko Damono ,  Hujan Bulan Juni entah mengapa aliran kata-kata Sapardi Djoko Damomo begitu lembut menyusup, aiihh..punya suami gini mah bakalan buat istri meleleh bombai terus. baru mau ngomong udah dikasih puisi, baru mau ngambek udah dikasih puisi, baru mau tidur atau bangun tidur udah dikasih puisi. widiihhh iyaakk kali yaaaakk...Pak Sapardi mungkin nggak segitu juga kalii..hhaa ngarep ini maah dikasih puisi gituuu *terima kasih Bapak Sapardi Djoko Damono untuk karya yang mampu menyusup jiwa. Untaian kata yang tak lekang oleh masa, kata-kata yang dipakai untuk membahagiakan orang-orang, semoga menjadi ladang ibadah buat Bapak dan keluarga.  sal

Postingan Terbaru

kemana saja kamu, Lu?

Ibumu bisu dan tuli, nak

penulisan kreatif sastra

buat abang Dzu

bolehkah aku bercerita?

Potret "Taman Wisata Alam Punti Kayu": Sumber Imajinasi yang Tertinggal

Apresiasi Drama