Sapardi masih menyapa pada Hujan Bulan Juni kali ini
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu”
― Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu”
― Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
entah mengapa aliran kata-kata Sapardi Djoko Damomo begitu lembut menyusup, aiihh..punya suami gini mah bakalan buat istri meleleh bombai terus. baru mau ngomong udah dikasih puisi, baru mau ngambek udah dikasih puisi, baru mau tidur atau bangun tidur udah dikasih puisi. widiihhh iyaakk kali yaaaakk...Pak Sapardi mungkin nggak segitu juga kalii..hhaa ngarep ini maah dikasih puisi gituuu
*terima kasih Bapak Sapardi Djoko Damono untuk karya yang mampu menyusup jiwa. Untaian kata yang tak lekang oleh masa, kata-kata yang dipakai untuk membahagiakan orang-orang, semoga menjadi ladang ibadah buat Bapak dan keluarga.
salam kagum buat Bapak, semoga sehat selalu.
^_^
Komentar
Posting Komentar