Proses....



“Proses-proses” dalam Berteater

Berteater adalah kegiatan yang menyenangkan, sekaligus menjadi ajang pelatihan diri dan pengasahan dalam memaknai perilaku atau tindakan disiplin, bertanggung jawab, jujur, kemampuan bekerja sama, rasa percaya diri, dan pembentukan kepribadian tanpa pemaksaan. Tujuan berteater antara lain adalah salah satu upaya pencarian kebahagiaan lewat sebuah cermin yang jujur dan selalu berpihak kepada hati nurani karena yang dieksplorasi dalam teater adalah watak manusia, masalah manusia, dan cara mengatasi masalah-masalah itu. Antonin Artaud, teaterawan yang besar pengaruhnya, pernah menulis, “Hidup dapat kita perbarui melalui teater”. Atau salah seorang bapak teori modern, Jacques Copeau, juga pernah menyatakan, “Teater (drama atau komedi) dapat memberi Anda kepekaan yang lebih kuat dan cinta yang lebih murni untuk (lebih) memanusiakan Anda”. Artinya, jalan teater adalah juga jalan menjadi manusia yang baik.
Teater yang dapat menjadi cermin dalam kehidupan hendaknya didongengkan sebagai kisah yang “menarik dan asyik” dan bukan diarahkan untuk melahirkan seniman atau pekerja profesional. Meski sederhana perlu juga disadarkan bahwa teater adalah kegiatan yang menggembirakan, sekaligus ajang pelatihan diri dan pengasahan dalam memaknai perilaku/tindakan, seperti: (1) Disiplin, (2) Jujur, (3) Kemampuan bekerja sama, (4) Rasa percaya diri yang bertanggung jawab, dan (5) Pembentukan kepribadian tanpa pemaksaan.
Kehidupan dalam teater untuk menggapai keeksistensiannya (teater yang utuh) digulirkan secara bersama oleh komunitas. Sudah menjadi kewajiban bagi para teaterawan untuk menciptakan komunitas kebersamaan dan bukan mempertajam kesendirian. Jika terjadi kondisi menyimpang (kesendirian) yang semacam itu, regenerasi bisa mandek. Teater dipandang seakan “monster” yang rumit, kompleks, dan terisolir. Suatu kegiatan yang hanya buang waktu serta energi saja.
Dalam suatu komunitas teater pastinya mengalami praktek dan proses langsung sebagai pelaku teater. Apa yang terjadi di dalam proses (berproses dalam teater) sangat menentukan produk yang dihasilkan. Apalagi proses kehidupan teater di Indonesia memang lebih dekat dengan apa yang disebut proccess oriented. Itu berlawanan dengan product oriented, yang umum dipraktekkan dalam produksi teater di Barat.
Praktek produksi pertunjukan teater dalam kehidupan yang proccess oriented, adalah sebuah kerja pencarian. Sebuah “meditasi”. Hasilnya tidak bisa diramalkan, tergantung dari apa yang terjadi dalam proses itu. Sedangkan di dalam product oriented, produksi adalah sebuah penerapan dari sebuah rencana yang pasti. Semuanya tidak boleh menyimpang dan produk harus sesuai rencana, tepat waktu, dan tak menyimpang dari target biaya.
Pengertian proses sendiri dari kedua cara bekerja sistem di atas memiliki perbedaan. Dalam proccess oriented, proses adalah pencarian, karena merupakan pencarian, segala cara ditempuh, aturan kadangkala terasa sebagai beban sehingga proses cenderung tanpa aturan. Sedangkan dalam product oriented, proses adalah penerapan . untuk itu diperlukan satu sistem yang teratur, pasti, dan ditepati dengan disiplin. Process oriented inilah yang biasanya dan kebanyakan digunakan oleh komunitas teater dapat menghasilkan suasana kehidupan yang benar-benar hidup. Komunitas internal dalam teater dapat saling melihat individu yang terlibat melalui proses; proses emosi, proses keikhlasan dan ketulusan, proses permainan waktu, proses pergulatan materi untuk proses menuju panggung teater yang hebat. Proses ini bukan berarti mengulur waktu dan tidak teratur namun, proses belajar hidup yang melihat dari kehidupan. Dalam teater harusnya dapat menggabungkan keduanya, proses dan produk. Berawal dari proses inilah dapat menciptakan produk (komunitas teater) yang tahan, peka, serta dapat menikmati hidup dengan suka cita. Karena pada dasarnya, teater memang sangat membutuhkan “proses” yang dibentuk dalam suatu komunitas untuk mencapai ketulusan dan kegembiraan yang sesungguhnya, itulah inti dari kehidupan.




*Nyayu Lulu Nadya, Ketua UKM Teater GABI ’91 Unsri periode 2008-2009.

Komentar

Postingan Populer