good news.....


Revitalisasi Dul Muluk ke tingkat internasinoal dilakukan doktor Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana (PPs) Universitas Sriwijaya. Hal itu disampaikan Dr Nurhayati SPd MPd dan tim yang akan mengikuti The Ninth International Comperence on Environmental, Culture, Economic and Social Sustainability, 23-25 Januari mendatang di Hiroshima, Jepang.
Bersama Dr Subadiyono SPd MPd dan Dr Didi Suhendi SPd Mhum, Dr Nurhayati SPd MPd akan membentangkan mekala tentang Dul Muluk versi bahasa Inggris bertajuk “Developing a Model for Revitalizing the Traditional Performance of Dulmuluk by the Application of Structural and Reader Resporse Theories”.
Hasil penelitian itu membuktikan Dul Muluk hampir dilupakan masyarakat karena dua faktor. “Pertama, manajemen yang digunakan masih bersifat tradisional, mencakup manajemen organisasi, produksi, dan artistik. Kedua, kurangnya evaluasi setelah pementasan Dul Muluk,” ungakap Dr Nurhayati SPd MPd, kemarin (19/).
Penelitian dimulai dari relieminier FGD (focus grup discussion) yang melibatkan praktisi, pemerhati, dan pemelajar seni. Objek penelitian yakni mahasiswa dan guru. “Hasilnya sangat mengejutkan. Hampir 60 persen guru tidak kenal Dul Muluk. Sekitar 40 persennya mengenal dari tayangan di televisi. Yang lebih mengejutkan lagi, 80 persen mahasiswa tidak mengenal Dul Muluk. Hanya 20 persen mahasiswa yang mengenal Dul Muluk,” ungkapnya.
Nurhayati menambahkan, perlunya revitalisasi kesenian Dul Muluk agar disenangi masyarakat. “Generasi mudah sangat mengharapkan adanya revitalisasi Dul Muluk sebagai warisan budaya Sumsel yang populer di dunia,” terangnya.
Unsri membuka diri kepada siapa saja yang akan meneliti Dul Muluk. “Tidak bisa hanya dengan mengandalkan pemerintah. Kerja sama yang solid antarkomponen masyarakat sangat diperlukan untuk revitalisasi Dul Muluk. Kami (Unsri) siap menjadi mitra pemerintah dalam hal itu,” pungkasnya.


http://lemabang.wordpress.com/2013/01/20/melihat-keberadaan-dul-muluk-teater-tradisional-sumatera-selatan/

Komentar

Postingan Populer